Nining Elitos ( Ketua Umum KASBI ) |
Sebagai bahan referensi kawan-kawan GSBM-KASBI BEKASI Ayobainet. - Konfederasi kongres aliansi serikat buruh indonesia
atau lebih akrab di singkat KASBI merupakan organisasi buruh terbesar
dan berpengaruh kuat di indonesia, Dalam setiap aksinya KASBI selalu
menyuarakan perjuangan kaum buruh yang tertindas khususnya dalam masalah
kontrak kerja / oustsouching yang menjadi musuh utama kaum buruh.
KASBI saat ini dipimpin oleh seorang wanita tangguh, namun ramah kepada
siapapun, adalah Nining Elitos sosok wanita kelahiran bengkulu yang
sejak dari awal merupakan aktivis buruh dan bekerja di sejumlah pabrik
ini kerap muncul ditelevisi nasional dalam diskusi permasalahan buruh,
Bertahun-tahun lamanya Nining menjadi buruh di sejumlah pabrik, sehingga
bisa dibilang telah kenyang makan asam-garamnya hidup memburuh. Tahun
1996-2000, Nining menjadi buruh di PT Arotama textile Industry sebelum
akhirnya di-PHK karena terpilih sebagai ketua serikat buruh tingkat
pabrik. Lalu pindah ke PT Sinde Budi Sentosa yang hanya bertahan selama
setahun. “Atasan saya tahu kalau saya selama ini aktif di serikat dan
kerap memimpin demo. Mereka tidak suka ada buruh seperti saya,” tutur
Nining. Selepas itu, di tahun 2002 bekerja di PT Garmen Industri sampai
kontraknya habis
Penasaran dengan kiprah tokoh nasional ini..? mari kita simak profil
Nining Elitos ketua nasional KASBI yang berhasil kami terima dari sumber
resmi KASBI :
Nining Elitos: Anti-ketidakjujuran dan Kecongkakan
Oleh: Joko Sumantri*
Di
negeri ini, organisasi-organisasi sektor umumnya dipimpin oleh orang
yang justru bukan berasal dari sektornya sendiri. Organisasi dengan
basis anggota nelayan, petani, buruh banyak yang dikemudikan oleh ketua
yang belum pernah menjadi nelayan betulan, bercocok tanam ala petani
maupun bekerja sebagai buruh pabrik.
Alih-alih merupakan
organisasi yang mestinya menjadi kepanjangan tangan angggotanya,
organisasi-organisasi sektor yang mengklaim beranggota ratusan ribu
hingga jutaan orang lebih mirip tentakel-tentakel dari kepentingan lebih
besar. Organisasi bagaikan penyedot suara massa dengan mesin penyedot
bernama partai politik.
Nining Elitos ( Ketua Umum KASBI ) |
Perempuan
beranak satu kelahiran Bengkulu ini bernama Nining Elitos. Melalui
serangkaian rapat-rapat komisi dalam Kongres II KASBI yang melelahkan di
Lawang, Malang, 24-27 Januari 2008 kemarin, Nining terpilih sebagai
ketua baru menggantikan Anwar “Sastro” Maruf yang kebetulan menjadi
rivalnya dalam sesi pemilihan.
Tulisan ringan ini merupakan upaya
menghadirkan sosok seutuhnya dari Nining Elitos ke hadapan Pembaca.
Diharapkan dengan mengikuti profilnya, Pembaca bakalan mafhum bahwa
sosok Nining memang patut mengemudikan organisasi buruh berslogan “Muda,
Berani, Militan” ini.
Bertahun-tahun lamanya Nining menjadi buruh
di sejumlah pabrik, sehingga bisa dibilang telah kenyang makan
asam-garamnya hidup memburuh. Tahun 1996-2000, Nining menjadi buruh di
PT Arotama textile Industry sebelum akhirnya di-PHK karena terpilih
sebagai ketua serikat buruh tingkat pabrik. Lalu pindah ke PT Sinde Budi
Sentosa yang hanya bertahan selama setahun. “Atasan saya tahu kalau
saya selama ini aktif di serikat dan kerap memimpin demo. Mereka tidak
suka ada buruh seperti saya,” tutur Nining. Selepas itu, di tahun 2002
bekerja di PT Garmen Industri sampai kontraknya habis.
Kepalang
basah, Nining kian membulatkan tekad menjadi aktivis buruh sebenarnya.
Deraan PHK sepihak maupun pemutusan kontrak kerja melecut keyakinannya
sebagai aktivis. Apalagi dia pernah mengalami peristiwa amat
mengesankan. “Awal tahun 2000 silam, saya memimpin demo buruh hingga
mencapai 1400-an orang. Kami saat itu menuntut pemenuhan hak-hak kami
yang diabaikan pihak empunya pabrik. Karena kuatnya posisi kami,
tuntutan-tuntuan tersebut akhirnya dipenuhi,” ceritanya bersemangat.
Nining
tak lena dan terus menempa diri. Posisinya dalam serikat buruh
mencerminkan tekad dan kerja kerasnya. Seiring waktu berjalan, Nining
masuk dan terlibat mulai dari keanggotan SPSI di tahun 1998. Karena
tidak puas di serikat bikinan orde baru itu, Nining loncat pagar dan
bergabung di SBM (Serikat Buruh Mandiri) 1999. Tak butuh waktu terlalu
lama, setahun kemudian Nining duduk di kepngurusan SBM sebagai ketua.
Nining Elitos ( Ketua Umum KASBI ) |
Kenapa seorang Nining memilih berserikat di tengah
banyak orang justru alergi berorganisasi? Dan apalagi Nining seorang
perempuan yang disibukkan pekerjaan rumah tangga. Jawabannya sederhana
saja. Keputusannya itu dilambari oleh keprihatinan terhadap nasib kaum
buruh yang kian jauh dari hak-haknya. “Satu-satunya ruang supaya nasib
buruh membaik, apalagi kalau tidak dengan membangun kekuatan buruh
sendiri. Dan hal itu hanya bisa digapai melalui serikat buruh yang
kuat.”
Cukupkah itu? “Tidak juga,” jawabnya. Sebuah serikat buruh
tidak lantas menyelesaikan persoalan buruh seluruhnya. Serikat-serikat
buruh mungkin banyak dan bertebaran, tapi justru karena itulah kaum
buruh kurang mampu memperlihatkan kekuatan sesungguhnya. Serikat-serikat
buruh masih tercerai-berai. Yang memprihatinkan, pengurus serikat buruh
sekalipun masih banyak yang berpikiran pragmatis dan ekonomis.
Maksudnya, hanya bertendensi pada pemenuhan kebutuhan hidup jangka
pendek.
Sejumlah serikat buruh pun secara terang-terangan memiliki
“cantolan” ke partai-partai politik tertentu. Padahal parpol-parpol
tersebut jelas tidak memiliki keberpihakkan yang memadai terhadap
kepentingan buruh. “Tidak hanya parpol, sejumlah serikat buruh (SB)
memiliki ketergantungan akut pada lembaga donor. Jika bantuan donor
hilang, SB-pun lantas berhenti beraktivitas,” jelasnya.
Lalu
bagaimana dengan KASBI? Jika Anda rajin membuka berita seputar
peringatan May Day 2007, bendera KASBI berkibar-kibar. Demo puluhan ribu
anggota KASBI “merebut” headline hampir seluruh media nasional dan
daerah. Saat ini anggota KASBI mencapai 120-an ribu. Jangan senang dulu!
Meskipun terlihat banyak, sebenarnya jumlah ini justru relatif lebih
kecil dari SB-SB besar macam SPSI, SPN, SBSI. Hanya saja, militansi
anggota-anggotanya boleh diadu.
Menurut pengidola Marsinah, Che
Guevara dan Wiji Tukul ini, KASBI berhasil mempersatukan SB di
kota-kota. Program perjuangan KASBI pun mulai bisa diterima di berbagai
sektor. KASBI aktif dalam ABM (Aliansi Buruh Menggugat), bahkan boleh
dibilang core-nya. Yang menyenangkan, KASBI mulai bisa memenangkan
persoalan yang dihadapi SBA-SBA-nya, seperti pembebasan ketua sebuah SBA
dari ancaman hukuman penjara, bahkan akhirnya malah kembali masuk
kerja.
Program KASBI yang utama di antaranya penghapusan sistem
kerja kontrak dan outsourcing, penolakan PHK dan penolakan upah murah
(diganti upah layak nasional). Bagi Nining, selain berhadapan dengan
kekuasaan yang berkolaborasi dengan pangusaha, KASBI menghadapi
kelembaman gerakan buruh di luar KASBI. “Gerakan buruh saat ini masih
tersekat-sekat. Banyak yang belum menyadari ketertindasan yang dialami
buruh, padahal mereka sendiri adalah buruh. Atau mereka menyadarinya,
tapi tidak memahami siapa yang melakukan proses penindasan tersebut.”
Jangan lupa, tambahnya, elit-elit serikat buruh banyak pula yang membawa
kepentingannya sendiri namun dengan mengatasnamakan serikat.
Manusia Biasa
Nining
Elitos yang kini ketua KASBI ini tetaplah manusia biasa. Biarpun
aktualisasinya “nyaris” habis untuk serikat buruh, Nining tetap berusaha
belajar, baik melalui membaca buku sampai belajar di lapangan sebagai
organizer. Di sela-sela ribetnya urusan perburuhan, Nining juga aktif di
organisasi pemuda bernama FPB di Bekasi.
Anda mungkin pernah
melihatnya sebagai koordinator lapangan (Korlap) dalam sebuah
demonstrasi (misalnya saat aksi nasional KASBI menuntut upah layak
nasional di Istana 2007, peringatan HAM 2007 atau penolakan Perda Tibum
di DPRD DKI di tahun yang sama). Namun Nining tetaplah seorang ibu
dengan satu anak. Sebagaimana perempuan lain di muka bumi, Nining
membenci ketidakjujuran dan kecongkakan.
Begitulah Nining. Nining Elitos.
SUMBER
http://www.ayobainews.com/2012/10/nining-elitos-mereka-tidak-suka-ada.html
0 komentar:
Posting Komentar