Sabtu, 15 Juni 2013

Menaikan Harga BBM bukan cara jitu selamatkan APBN

Salam Solidaritas
Selamat menjalankan aktifitasnya kawan-kawan


gsbmkasbibekasi.blogspot.com

Isu kenaikan BBM sudah santer terdengar dimana-mana ke pelosok negeri, dan ketika isu itu  sudah menjadi wacana publik maka semua pengusaha akan berlomba-lomba menaikan barang produksinya kendati itu masih berupa isu, logika yang dibangun oleh para pengusaha terkait dengan kenaikan harga BBm sungguh sangat memutarbaliakan Fakta, kenapa? para pengusaha menjadi seolah-olah objek yang sangat dirugikan ketika pemerintah menaikan harga BBM.Jika dibandingkan dengan beban hidup yang dirasakan rakyat selama ini maka rakyatlah yang paling dirugikan karena jauh sebelum isu tentang kenaikan harga BBM itu beredar sudah menggerek harga kebutuhan bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat, di dalam  teorinya tidak ada kebutuhan rakyat yang terlepas dari yang namanya BBM, jika BBM sukses dinaikan oleh pemerintah maka angka kemiskinan akan drastis meningkat walaupun pemerintah memberikan BLSM ( Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ) sekiranya ada 15,5 juta kartu BLSM yang akan diberikan kepada masyarakat terkai dengan dana kompensasi BBM 

logikanya jumlah penerima BLSM dikalikan dengan besaran dana yang diterima oleh tiap-tiap keluarga, jika dicontohkan seperti ini : 15.500.000 ( kartu BLSM ) X Rp. 150.000,- = Rp. 2.325.000.000.000,- atau sekitar Rp. 2,3 Triliun/Bulan dikali waktu pemberian BLSM selama 5 Bulan maka = Rp. 2325.000.000.000,- X 5 Bulan = Rp. 11.625.000.000.000 atau sekitar Rp. 11,6 T dana yang harus disediakan pemerintah untuk kompensasi BBM, yang jadi pertanyaannya katanya mau menghemat APBN tapi harus merogoh kocek sebesar itu. Apalagi tidak semua dapat kompensasi tersebut, kaum buruh jelas tidak akan mendapat kompensasi BBM, rakyat miskin juga tidak akan semuanya kebagian karena rakyat miskin di indonesia itu ada sekitar 28.460.000 juta jiwa berdasarkan data KEMENSOS 2013, jadi  sisanya yang tidak dapat BLSM akan dikemanakan? SOLUSINYA harus ada sumber pendapatan lain untuk menutupi defisit tersebut, entah itu pemangkasan gaji pejabat tinggi negara, Pemerintahan Hugo Chaves pernah melakukan hal ini dengan memangkas 20% gaji pejabat senior untuk menyeimbangkan kas negara, negara tetangga kita malaysia melakukan hal yang sama dengan memangkas gaji pejabat tinggi negaranya sebesar 10% dan menghilangkan fasilitas untuk liburan pejabat keluar negeri. Presiden kita ini gajinya   ketiga  tertinggi di dunia lho. bukankah hal yang tidak etis ketika presiden menggembor-gemborkan harus hidup hemat kepada rakyatnya. ingat sila ke lima yang bunyinya "keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" apakah dengan dinaikannya BBM rakyat sudah terwakilkan keadilanya? saran untuk presiden kita ini semoga dapat didengarkan :    
  1. Memberlakukan pajak untuk setiap uang yang mau keluar negeri (capital outflow tax), kecuali untuk pembayaran impor bahan baku dan barang modal. Pajak ini berkontribusi untuk mencegah kapital asing seenaknya keluar masuk Indonesia dan sekaligus mendatangkan penerimaan bagi negara.
  2. Memberlakukan “pajak hijau” kepada setiap kendaraan pribadi yang melintas di jalan raya. Pajak hijau ini sebagai kompensasi atas asap atau polusi yang mereka sebarkan oleh kendaraan tersebut.
  3. Memberantas mafia migas, yang konon kabarnya mendapat keuntungan Rp 10 triliun dari impor BBM. Petral, anak perusahaan Pertamina yang selama ini menjadi sarang mafia minyak, harus dibubarkan.
  4. Pertamina semestinya membeli langsung minyak mentah dari produsen, tidak lewat perantara atau trader. Jika Pertamina dapat membeli langsung, ada biaya pengeluaran yang bisa dihemat. Sekarang, misalnya, kita impor minyak Rp 350 triliun, kalau bisa efisien sekitar 2 persen saja sudah hemat Rp 7 tiliun.
Jika masyarakat terus-terusan yang menjadi korban atas kemiskinan negara, lalu pertanyaannya mau dibawa kemana negara ini kedepannya? atau menunggu keajaiban datang dan merubah itu semua menjadi lebih baik, sekali lagi GSBM-KASBI menolak atas kenaikan harga BBM dengan alasan diatas.
selamat malam kawan-kawan.

Salam Muda, Berani, Militan 
KASBI

0 komentar:

Posting Komentar

 
Development by GSBM-KASBI BEKASI | Bloggerized by Supriyadi Anc - Konfederasi KASBI | Facebook Pusat Konfederasi KASBI